Senin, 02 Maret 2009

Post Pakai Helm Jangan Asal!!!







Quote:
Hari Senin pas mo berangkat kerja, semangat make helm baru. Pas di tengah perjalanan mo ke kantor, kira2 di Tanah Abang, koq kepala tambah lama sakit banget. Tadinya gw pikir karena helmnya lg mo penyesuaian ma kepala. Pas pulang mo ke kampus lagi-lagi kepala rasanya sakit banget, lebih-lebih pas macet di Kalibata mo ke arah Pasar Minggu, ampun deh rasanya ¦ (Harriansyah, Mahasiswa-Karyawan)


Banyak di antara kita yang merasa bahwa jika telah menggunakan helm, maka aman sudah. Padahal sebenarnya tidak demikian. Helm adalah soal teknologi sehingga model, material, hingga dimensi dan beratnya pun bisa memberi pengaruh. Baik pada aspek keamanan, kenyamanan, bahkan prestasi.

Mari kita tinggalkan soal prestasi, karena itu membutuhkan pembahasan panjang yang kurang relevan di sini. Cukup kita ketahui bahwa helm rata-rata pembalap didesain sedemikian rupa agar memiliki alur yang sesuai dengan aerodinamika. Gunanya agar mendukung kecepatan balapan pada MotoGP, memperbaiki aliran udara ke intake pada Formula 1, atau membuat pengendara bisa menyusun strategi dengan baik penuh panel penunjang balapan. Juga cukup kita ketahui bahwa helm mereka sangat ringan sehingga tidak melelahkan dipakai selama waktu balapan yang panjang dan anti benturan sehingga aman saat terjadi kecelakaan.

Pilih yang Aman dan Nyaman

Helm yang baik adalah helm yang aman dan nyaman. Helm yang aman akan memberi perlindungan maksimal. Biasanya helm semacam ini lulus persyaratan DOT (Departement of Transportation) alias standar transportasi Amerika Serikat. Ada juga standar-standar lain seperti untuk Eropa, Jepang, bahkan Indonesia sendiri. Apapun itu, helm yang aman adalah helm yang terbuat dari lapisan cangkang luar yang membungkus seluruh kepala dan menyisakan cukup ruang untuk melihat ke depan. Kita sering menyebutnya helm full face atau cakil. Juga cangkangnya harus lumayan tebal dan anti benturan. Memang sedikit lebih berat, namun untuk helm-helm yang sedikit agak mahal, seperti Arai, Shoe, dan Nolan, produsen menghadirkan kekuatan lebih dengan material yang justru lebih ringan.

Namun demikian, sebagus apapun helm anda, jika ia tidak benar-benar pas pada kepala justru berbahaya. “Helm yang longgar tidak ada gunanya?, demikian slogan-slogan kampanye penggunaan helm di Barat. Baik helm yang digunakan dalam olah raga maupun berkendara akan kehilangan manfaat perlindungannya bila terlepas saat kecelakaan. Semahal apapun harganya dan sebagus apapun modelnya.

Juga jangan menggunakan helm yang kesempitan. Contohnya yang terjadi pada bung Harry di atas, yang sehari-hari wira-wiri menggunakan motor dengan helm kesayangannya. Gara-gara helm kekecilan, ia hampir saja celaka. Bung Harry ini merasakan gejala sakit luar biasa, sampai keluar air mata. Padahal saat itu ia bermaksud mengetes adrenalin dengan flat out di atas motor dan helm barunya.

Helm sempit memang bisa membahayakan. Aliran udara maupun aliran darah dalam kepala terganggu. Misalkan anda menggunakan balaclava atau kaos kepala untuk menyerap keringat sehingga helm yang tadinya cukup ,ngepas, malah jadi ngepres .Atau memang helm anda kekecilan. Ini bisa menyebabkan sesak napas atau tekanan yang menghambat aliran darah di kepala. Keduanya menyebabkan rasa pusing, sakit kepala, hingga black out alias pingsan saat berkendara. Bahayakan?

Helm yang aman mestinya berbanding lurus dengan tingkat kenyamanannya, meskipun hampir-hampir tak ada helm yang benar-benar nyaman. Helm yang nyaman haruslah cukup ringan sehingga dalam perjalanan jauh (turing), medan melelahkan (macet dan jalan buruk), atau mungkin motor sedang mogok, tidak menganggu secara berlebihan.

Helm ini harus pula memungkinkan anda melihat dengan jelas, baik kala siang-malam atau terik-hujan. Beberapa helm dengan kaca mika yang bagus didesain untuk anti embun/anti berkabut. Ada juga yang apabila siang cukup bisa menahan cahaya panas karena ada lapisan filmnya, namun jika malam cukup terang. Yang jelas, hindari menggunakan kaca helm gelap saat malam dan sebaliknya kala siang. Miliki saja dua kaca mika yang selalu bisa anda gonta-ganti sesuai kebutuhan. Jika tidak mau repot, miliki dua jenis helm.

Hindari penggunaan jenis mika yang kurang bening yang mengurangi jarak pandang, terutama saat malam. Mika helm yang sudah penuh goresan, sebaiknya diganti saja. Silahkan pilih yang berkulitas bagus yang ditandai oleh kebeningan dan tidak berefek cembung/cekung. Jenis helm yang mikanya cenderung memberi efek cekung atau cembung bisa membuat anda yang matanya masih normal merasa pusing. Beberapa mika helm yang gagap produksi atau imitasi bisa mengalami efek cacat seperti ini.

Helm Saja Tidak Cukup

Jika anda menggunakan helm, jangan lupa pendukung lainnya. Alat penunjang helm yang utama adalah spion. Tidak cukup dengan helm saja. Sebab menggunakan helm fullface (cakil), anda biasanya akan kesulitan menoleh ke belakang, baik saat ingin mengawasi kendaraan dari belakang, maupun saat hendak berbelok atau ada kepentingan lain. Helm hanyalah pencegahan dari impak kecelakaan yang parah. Tetapi jika kecelakaan bisa dihindari, justru itu yang lebih penting. Jadi silahkan menggunakan spion yang baik dan aman sesuai standar.

Memiliki helm yang bagus juga berarti anda harus menjaganya. Sebab jika tidak, akan gampang dicuri orang. Helm bagus dan mahal memang enak dilirik, asal jangan sampai berpindah tangan saja. Jangan seperti kejadian-kejadian berikut ini. Gila juga ya?

* Sindikat pencurian helm
* Kecolongan helm mahal lagi
* Helm 40 rebu pun dicolong!
* Kecolongan helm di kantor polisi!
* Helm sang Dewo ikutan ilang

Kehilangan helm bisa membuat jengkel dan merugikan. Namun yang paling berbahaya, jika tanpa sadar anda mengulur-ngulur waktu mencari gantinya. Sebab bukan tidak mungkin, dalam seminggu dua minggu anda menunda-nunda itu, justru kecelakaan datang dan banyak hal yang mesti direlakan seperti yang pernah saya alami. Sebagai mahasiswa yang pas-pasan, membeli helm fullface adalah kemewahan. Ketika kecolongan helm, saya harus menunggu tabungan terkumpul. Malang, kecelakaan menimpa lebih dulu. Separuh wajah saya menyentuh aspal dan gigi berpatahan. Sayang sekali, bukan?

Jadi, apapun motornya, kudu pake helm bener biar aman dan ga kena tilang!

sumber :http://kafemotor.wordpress.com/2007/04/20/pake-helm-jangan-asal/

0 komentar: